Bebek Hutan Asli Pesawaran Hampir Punah

Rabu, 28 April 2010

Keberadaan bebek hutan (Cairina scutulata) di Muara Bawang, Desa Bawang Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, juga terancam punah sebagaimana halnya di Taman Nasional Way Kambas Lampung.

"Habitat bebek hutan ini rusak berat, seperti mangrove yang terus berkurang luasnya. Suara deru mesin eskavator dan mesin diesel dari tambak di sekitar muara juga berpengaruh membuat populasi bebek hutan itu semakin berkurang," kata tokoh Desa Bawang Punduh Pidada Hipni Idris, di Pesawaran, Sabtu (24/4).

Ia juga mengatakan masyarakat di daerah itu umumnya tidak mengetahui bahwa bebek hutan atau angsa hutan yang berada di Muara Bawang adalah hewan langka. "Populasinya di seluruh dunia sangat langka, diperkirakan hanya tersisa sekitar 1.000 ekor dan sekitar 150 ekor terdapat di Taman Nasional Way Kambas, salah satu habitat angsa hutan yang tersisa di Indonesia," kata dia.

Menurut dia, populasi bebek itu di Muara Bawang dahulu sempat mencapai 1.000 ekor lebih, namun kini mulai berkurang akibat semakin terkikisnya hutan bakau yang ada di daerah itu. Sebelumnya, aktivis Forum Masyarakat Pesisir Lampung, Fadliansyah Nur, mengatakan bebek hutan itu berhabitat di lahan basah yang dekat dengan rawa-rawa. Satwa jenis itu suka bersembunyi di siang hari dan pada malam hari mereka aktif mencari makan.

"Karena hidupnya di lahan basah (air), maka pembangunan listrik tenaga air dan polusi menjadi ancaman terbesar bagi satwa itu," katanya. Selain itu, penurunan polulasinya juga diakibatkan oleh kerusakan hutan, degradasi lingkungan dan hutan.

Habitat bebek langka itu diperkirakan tersisa di Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, Myanmar, Indonesia, India, dan Bangladesh dengan jumlah populasi tidak mencapai 1.000 ekor. Di Indonesia, bebek itu didapati di Taman Nasional Way Kambas (TNWKB) Lampung dan Muara Bawang Pesawaran.

Sementara itu, Kepala Bidang Konservasi Jenis TNWK, Dicky Tri Sutanto, mengatakan populasi bebek hutan di di Taman Nasional Way Kambas yang terpantau hanya 75 ekor. Menurutnya, satwa bebek hutan atau masyarakat menyebut mentok rimba itu kini dalam status terancam punah sebab keberadaanya semakin sulit ditemui.

"Baru-baru ini kami bersama tim melakukan monitoring di seluruh kawasan TNWK. Namun jumlah bebek hutan yang berhasil ditemui hanya sembilan ekor," ujarnya. Dia menjelaskan, sebenarnya populasi bebek hutan salah satunya di TNWK Lampung Timur merupakan populasi terbesar di dunia, dengan jumlah keseluruhan mencapai 200-an ekor.

"Jika tidak segera ditangani serius, bisa jadi generasi ke depan tidak lagi bisa menemui bebek hutan yang termasuk unggas langka itu," katanya.

Baca Juga :



0 komentar:

Posting Komentar