WAWANCAN NGEPUBETIK SANAK

Senin, 10 Mei 2010

Pada tulisan terdahulu kita sudah mencoba memberikan sedikit gambaran mengenai wawancan, nah pada tulisan ini kita akan mencoba mengulas lebih jauh mengenenai wawancan, pada tulisan tedahulu kita sudah membagi wawancan menjadi 3 bagian menurut kegunaannya, yaitu ,Wawancan Ngpubetik Sanak , Wawancan Sanak Bukecah, Wawancan Angkat nama, sekarang kita akan mencoba membicarakan tentang Wawancan Ngepubetik Sanak, wawancan ini dilakukan pada saat upacara pernikahan , wawancan ini juga terbagi menjadi 3 yaitu ;

1. Wawancan Ngepubetik Sanak tutukan Pekon, Jika yang melakukan pernikahan anak dari kepala adapt Tiyuh atau kepala adapt marga.

2. Wawancan Ngepubetik Sanak Tutukan Memuakhian, jika yang melakukan pernikahan anak tertua laki-laki dalam satu keluarga atau anak tertua dari pimpina bagian suku dari satu penyimbang.

3. Wawancan Ngepubetik Sanak sanak, jika yang melakukan pernikahan bukan anak tua laki-laki, walaupun ana tertua laki-laki tetapi bukan keturunan bangsawan.

Tekhus Baca......

Mengenal Wawancan Dalam Adat Lampung Saibatin Marga Way Lima

Mengenal wawancan dalam Adat Lampung Saibatin Marga Way Lima ; Nabikpun Sumbah Kususun Jama Unyin Pakhwatin, induh kham, induh hulun penyimbang unyin batin. Saya haga nulis cutik katiwangka ni wawancan…..

Menukhut asal katane Wawancan singkatan anjak kalimat “CAWA NUTUK CANANG” cak disebut khena kakhena setiap haga ngabacane di henai penambuhan CANANG, canang sina lain di tabuh di awal ngebaca melaikon di setiap ujung kalimat contohne “PUUUN” khen di ujung sebagai penutup atau tanda selesai.

Wawancan sinji biasa ne tibaca kapan ya wat Penayuhan, isine Pelajakhan adok-adok, si ngabaca ne di sebut PANCALANG, sedangkan canang biasane di tabuh jama Hulubalang.

Adapun isi ne wawancan dapok disimpulkon menjadi ;

1. Salam sembah Pembuka.
2. Nyampaikon Silsilah atawa Khiwayat Khukhek.
3. Pengebakhan Adok
4. Ijah tawai ne Si tuha.

Menukhut kegunaane wawancan dapok ti bagi menjadi 3 (telu) yakdo ;

1. Wawancan Ngpubetik Sanak
2. Wawancan Sanak Bukecah
3. Wawancan Angkat nama.

Kipak khani Penglabung, kemakhau wat tikhah, tulisan mawat kejung antak ija gaoh wi,
Batang akhi kekhing way mak mahili lagi, batu bela ngagakhiling tulisan sai bakhih lagi sikindua susun. Puakhi

Tekhus Baca......

Asal-usul penduduk kecamatan Cukuhbalak

Asal-usul penduduk kecamatan Cukuhbalak serta sejarah berdirinya kampung-kampung di wilayah kebandaran Lima Kecamatan Cukuhbalak adalah diawali oleh menyebarnya para bangsawan dari reruntuhan Kerajaan Besar “Skalabkhak” yang terletak di sekitar Liwa Lampung Utara, terkenal dengan sebutan “Tanohunggak”. Kerajaan Skalabkhak yang besar di Lampung di samping Kerajaan Talangbawang itu belum didapat data yang pasti kapan dan bagaimana lenyapnya. Diperkirakan adalah akibat perluasan Kerajaan Sriwijaya yang berkedudukan di Palembang.

Bekas-bekas dan pengaruh kerajaan ini masih sangat berkesan di kalangan penduduk suku Lampung, karena kerajaan ini tidak lenyap begitu saja, melainkan berganti menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang berbentuk keratuan (kedatuan) sebagai sumber adat yang masih berlaku sampai sekarang di daerah Lampung.

Keratuan-keratuan yang terkenal antara lain:

1. Keratuan Puncak, ibukotanya sekitar Sangukpatcak di lingkungan ibukota Skalabkhak.
2. Keratuan Pugung, ibukotanya Pugung Mengandung Sukadana, Lampung Tengah, Lampung Selatan, dan sampai daerah-daerah sekitar Tanjungtua.
3. Keratuan Balau, ibokotanya terletak di Gunung Jualang di daerah Timur Kota Tanjungkarang.
4. Keratuan Pemanggilan Keratuan ini ibukotanya di sekitar hilir kota Martapura (sekarang termasuk daerah/wilayah Propinsi Sumatera Selatan). Keturunannya tersebar di sekitar Sungai Komering (Sumatera Selatan), Krue, Liwa, dan sekitarnya (Lampung Barat), Teluk Semangka (Tenggamus), Telukbetung, Kalianda (Lampung Selatan). Meskipun keturunannya tersebar dan terpencar-pencar namun mempunyai satu rumpun bahasa yaitu bahasa Lampung Pesisir. sebab itu, ada persamaan antara bahasa Komering dan bahasa Lampung Pesisir utara di Krue dan sekitarnya serta Lampung Pesisir selatan di wilayah Lampung Selatan dan sekitarnya.

Dilihat dari sejarahnya, Cukuhbalak termasuk Keratuan Pemanggilan karena terletak di daerah Teluk Semangka, begitu juga bahasanya memakai bahasa Lampung Pesisir (Lampung Pesesekh).

Dalam Kecamatan Cukuhbalak terdapat lima Kebandaran terkenal dengan sebutan “Pesesekhlima” atau “Bandakhlima” karena kebandaran ini berjumlah Lima dan terletak di pesisir (di pantai lautan).

Kecamatan Cukuh balak terdiri dari lima 5 Marga:

1. Makhga Putih, sebagai ibukota Kecamatan Cukuhbalak terletak di Putihdoh. Marga putih terdiri dari 7 kampung: Putihdoh, Tanjungbetuah, Banjakhmanis, Pampangan, Kacamakhga, Sawangbalak, dan Kakhangbuah.
2. Makhga Pakhtiwi, terdiri dari 10 kampung, yaitu: Sukapadang, Kejadian Lom/Luah, Gedung, Banjakhnegekhi, Sukakhaja, Tanjungkhaja, Tanjungjati, Waikhilau dan Tengokh.
3. Makhga Kelumbayan, terdiri dari 7 kampung: Negekhikhatu, Pekonsusuk, Pekonunggak, Penyandingan, Paku, Napal, Lengkukai.
4. Makhga Badak, hanya terdiri dari satu kampung Badak, karena penduduknya banyak berpindah ke tempat lain (ke Wayawi Kedondong dll).
5. Makhga Limau, terdiri dari 7 kampung, yaitu; Kukhipan, Padangkhatu, Banjakhagung, Tegineneng, Pekonampai, Antakhbekhak, Tanjungsiom.

Tekhus Baca......

Tradisi Adat Masyarakat Way Lima dan Cukuh Balak

Nabikpun Sumbah Kususun Jama Unyin Pakhwatin, induh kham, induh hulun penyimbang unyin batin. Saya haga nulis cutik katiwangka ni adat kham anjak Marga Way Lima khek cukuh balak.

delom Kebiasaan kham anjak way lima - cukuh balak khadu menjadi kebiasaan setiap acara si sisipa wat kebiasaan kebiasaan atau ritual ritual ki bahasa ne tian anjak seberang, adapun kibiasaan sina adalah ;

1. Kebiasaan Ngarak Maju Atau Budaya Ngarak
Dalam adat perkawinan pada Masyarakat Adat Lampung Pesisir dikenal istilah “Ngarak Maju”. Ngarak menurut istilah adalah Arak-arakan, sedangkan Maju adalah Pengantin. Maka “Ngarak Maju” adalah Adat arak-arakan pengantin Lampung yang dilakukan di tempat pihak pengantin pria, sebagai pertanda bahwa si pria telah resmi menikahi dengan si wanita (pengantin perempuan).

Dalam tradisi ngarak tersebut unsur yang terpengaruh Budaya Islam adalah penggunaan alat musik Rabana sebagai alat musik pengiring arak-arakan dan pelantunan Salawat dan Syair Arab yang dikenal dengan istilah Zikir Lama dan Zikir Baru. Demikian juga pada saat pengantin telah tiba di rumah pihak pengantin pria (setelah diarak), maka pihak keluarga si Pria menyambut rombongan Arakan tersebut dengan melantunkan Syair Arab “Lail” (ciptaan Imam Maliki).

2. Adat Manjau Pedom
Adat Manjau Pedom adalah Adat bertamu untuk menginap di rumah pihak wanita oleh pihak keluarga pria yang dilakukan setelah prosesi ijab kabul. Hal yang ditekankan dalam Adat Manjau Pedom ini adalah menjalin hubungan silaturahmi antara keluarga pihak mempelai, sehingga terjalin hubungan saudara yang kuat dan saling tolong menolong antar kedua keluarga.

3.
Cempala Khua Belas

Dalam peraturan bujang gadis dikenal istilah “Cempala Khua Belas”, dimana hal ini mengatur tentang pergaulan bujang gadis dan barang siapa yang melanggar aturan Adat tersebut maka akan diberi sangsi. Dalam aturan tersebut tersurat akan adanya pengaruh hukum Islam yang mengatur hubungan pria dan wanita yang bukan muhrim, aturan pergaulan hidup bermasyarakat, serta aturan kesopanan dan kesusilaan.

4. Alat Musik dan Kesenian

Pemakaian alat musik dan kesenian yang terpengaruh Budaya Islam adalah Alat musik Rabana, Gitar Tunggal, Gitar Gambus dan Piul (Biola). Alat tersebut digunakan pada saat prosesi adat atau pun pada saat pertunjukan kesenian pada pesta perkawinan. Sehingga kita kenal hingga saat ini kesenian Orkes Gambus Lampung yang telah muncul sejak tahun 1970-an.

5. Acara Betamat

“Betamat” berasal dari kata tamat (selesai), tetapi menurut makna adalah membaca sebagian ayat-ayat Alquran (Juz Amma) pada malam hari yang biasanya dilakukan pada saat Khitanan dan Perkawinan. Dalam acara Betamat juga dilakukan pengarakan dari tempat guru ngaji anak-anak atau bujang gadis yang akan melakukan betamat.

6. Acara Khatam Al-Quraan

Acara Khataman Al-Quraan biasanya dilakukan oleh beberapa orang (biasanya kaum bapak dan bujang) di rumah kerabat seseorang yang meninggal, yang biasnya dilakukan (dapat diselesaikan) selama 7 hari disamping acara Tahlilan. Pada zaman dulu, Acara Khataman Al-Quraan dilakukan juga pada saat Acara Sebambangan, yang dilakukan di rumah pihak laki-laki setelah wanita yang dibambangkan menginap 1 hari di rumah kepala adat. Acara ini dilakukan kira-kira sampai 3 – 7 hari oleh bujang-gadis, menungggu keluarga pihak wanita menyusul untuk memberi persetujuan kepada calon mempelai.

7. Acara Marhabanan

Acara Marhabanan adalah acara syukuran dengan membaca Kitab Bersanzi yang dilakukan oleh kaum bapak atau bujang dalam memberi nama seorang bayi. Acara ini dilakukan biasanya pada malam hari di rumah keluarga atau kakek si bayi. Disamping memberi nama seorang bayi, dilakukan juga pemberian kenamongan bayi tersebut (Baca: Adat Namong dalam Masyarakat Adat Way Lima).

8. Tradisi Masyarakat yang lain

Dalam masyarakat banyak tradisi yang masih bertahan dilakukan karena masih dianggap baik dan tidak bertentangan dengan agama, antara lain:

1) Ruahan bersedekah dengan mengundang tetangga dekat guna memanjatkan do’a bagi para saudara mu’min dan muslim yang telah meninggal dunia serta untuk muslimi dan mukminin yang masih hidup, terutama mendoakan para arwah keluarga si pengundang, karena itu disebut “ruahan” (berasal dari kata (ruh). Biasanya dalam undangan tersebut dihidangkan sedikit makanan dan minuman.

2) Tabuh Beduk. Beduk sangat besar fungsinya bagi kehidupan masyarakat di kampung. Beduk tidak boleh dibunyikan sembarang waktu, karena akan menimbulkan kericuhan masyarakat bila dibunyikan tidak sesuai dengan kepentingannya.

Macam-macam tabuh beduk itu antara lain:

a. Tabuh beduk untuk menunjukkan waktu shalat, di bunyikan pada tiap waktu shalat (5 waktu).

b. Tabuh beduk pada waktu shalat Jum’at, di bunyikan 2 x, yaitu jam 11 untuk persiapan, dan 11.30 untuk segera berkumpul.

c. Tabuh beduk untuk menunjukkan waktu shalat tarawih, khusus bulan Ramadhan, di bunyikan dengan nada khusus, sekitar jam 7 sampai jam 7.30 malam.

d. Tabuh beduk bulangekh, di bunyikan sehari menjelang bulan Ramadhan.

e. Tabuh beduk menjelang lebaran bulan Romadhon (I’dul Fitri).

“BudayaLampung merupakan perpaduan antara 3 Budaya Dunia yaitu Budaya Cina, Budaya India dan Budaya Arab” (Referensi Anjak Seandanan)
Tag ; Makalah PENGARUH BUDAYA ISLAM TERHADAP ADAT ISTIADAT DAN TRADISI PADA MASYARAKAT LAMPUNG PESISIR DI MARGA WAY LIMA DAN CUKUH BALAK

Tekhus Baca......

LOHOTNE PANGIKHAN BANDAKH MAKHGA

Nabikpun Sumbah Kususun, Jama Unyim Pakhwatin
Induh kham induk Hulun, Punyimbang Unyin Batin.

Sa unyin di Babakhung, Tuha atawa ngukha
Di Lamban bandakh Agung, Si Dukhi Khek Si mena

Makhanai dalih muli, Pandia Pakusakha
Suku kanan khek kikhi, Mak milih kiya lupa.

Bunting Sakhta Nakbai, lebu munih kalama
Sada sakheta sabai, Mak tinggal Jiran na.

Khedik atawa jawoh, anggota khek panuntun.
Unyinne gegoh gawoh, Ngalampukha sikam puuuuun.

Anjo kisah ti baca, Mahap kilu pai dengi
Cakhita di way lima, hena khadu tekhjadi.

Lain hak katawangka, kimak kisah bakhulung
Lain hak Khika-khika, atawa kisah buhung.

Induh kalan ni sipa, makhuh pindah jak putih.
Tujuan nyepok dunia, nyanik banda nyin dang sedih.

Utama mid way mincing, way khilau khia moneh
Jak isan ya bukembang, nyepok dunia bakhih.

Tekhus lalapahan , nyebekhang way padang khatu
Togok di pampangan, disan jengan tahabu.

Pak lima batang akhi, disan wat kkham sabadak
Khena kisah ni lawi, kisah mak ngedok dulih.

Khena daya puuuuun….

Kipak khani Penglabung, kemakhau wat tikhah,
tulisan mawat kejung antak ija gaoh wi,
Batang akhi kekhing way mak mahili lagi,
batu bela ngagakhiling tulisan sai bakhih lagi sikindua susun. Puakhi
By Pakar Lampung

Tekhus Baca......

Bahan dan Peralatan Tenun Tapis Lampung

Sabtu, 01 Mei 2010

Bahan dan Peralatan Tenun Tapis Lampung; Bahan Dasar Tapis Lampung : Kain tapis Lampung yang merupakan kerajinan tenun tradisional masyarakat Lampung ini dibuat dari benang katun dan benang emas. Benang katun adalah benang yang berasal dari bahan kapas dan digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kain tapis, sedangkan benang emas dipakai untuk membuat ragam hias pada tapis dengan sistim sulam.

Pada tahun 1950, para pengrajin tapis masih menggunakan bahan hasil pengolahan sendiri, khususnya untuk bahan tenun. Proses pengolahannya menggunakan sistim ikat, sedangkan penggunaan benang emas telah dikenal sejak lama.

Bahan-bahan baku itu antara lain :

• Khambak/kapas digunakan untuk membuat benang.
• Kepompong ulat sutera untuk membuat benang sutera.
• Pantis/lilin sarang lebah untuk meregangkan benang.
• Akar serai wangi untuk pengawet benang.
• Daun sirih untuk membuat warna kain tidak luntur.
• Buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal untuk pewarna merah.
• Kulit kayu salam, kulit kayu rambutan untuk pewarna hitam.
• Kulit kayu mahoni atau kalit kayu durian untuk pewarna coklat.
• Buah deduku atau daun talom untuk pewarna biru.
• Kunyit dan kapur sirih untuk pewarna kuning.

Pada saat ini bahan-bahan tersebut diatas sudah jarang digunakan lagi, oleh karena pengganti bahan-bahan diatas tersebut sudah banyak diperdagangkan di pasaran. Peralatan Tenun kain Tapis : Proses pembuatan tenun kain tapis menggunakan peralatan-peralatan sebagai berikut :

• Sesang yaitu alat untuk menyusun benang sebelum dipasang pada alat tenun.
• Mattakh yaitu alat untuk menenun kain tapis yang terdiri dari bagian

Alat-alat :
• Terikan (alat menggulung benang)
• Cacap (alat untuk meletakkan alat-alat mettakh)
• Belida (alat untuk merapatkan benang)
• Kusuran (alat untuk menyusun benang dan memisahkan benang)
• Apik (alat untuk menahan rentangan benang dan menggulung hasil tenunan)
• Guyun (alat untuk mengatur benang)
• Ijan atau Peneken (tunjangan kaki penenun)
• Sekeli (alat untuk tempat gulungan benang pakan, yaitu benang yang dimasukkan melintang)
• Terupong/Teropong (alat untuk memasukkan benang pakan ke tenunan)
• Amben (alat penahan punggung penenun)
• Tekang yaitu alat untuk merentangkan kain pada saat menyulam benang emas.
tag : proses pembuatan kain tapis, jual alat membuat kain tapis

Tekhus Baca......

kerajinan kain tapis lampung terkendala bahan baku

kerajinan kain tapis lampung terkendala bahan baku; Para perajin kain tapis di Lampung mengeluhkan sulitnya mendapatkan benang emas sebagai bahan baku utama pembuatan kain tapis. Akibatnya, banyak perajin menghentikan produksi mereka. "Benang emas masih diimpor dari India. Peredarannya masih dimonopoli oleh pengusaha tertentu, kata Sri Nurlaila, perajin tapis di Bandar Lampung, kemarin.

Ketua Asosiasi Kerajinan Asli Lampung Nasorudin mengatakan kelangkaan dan mahalnya harga benang emas terjadi karena ada permainan pedagang. Saat mata uang dolar turun, mestinya harga benang juga turun. "Tapi tetap mahal karena benang emas hilang dari pasar," katanya. nutochiuhmum

Tekhus Baca......

Hiasan Dinding Motif Batik


Hiasan Dinding Motif Batik,aneh,unik,kolektor

Tekhus Baca......

Buku Puisi Anjing Dini Hari karya Isbedy Setiawan ZS

Buku Puisi Anjing Dini Hari karya Isbedy Setiawan ZS, Isbedy Stiawan ZS, (lahir di Tanjungkarang, Bandar Lampung, 5 Juni 1958) adalah sastrawan Indonesia. H.B. Jassin menjulukinya Paus Sastra Lampung.Selain menulis karya sastra (cerpen, puisi, esai sastra), kini dia aktif di Dewan Kesenian Lampung (DKL) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lampung

berikut cuplikan puisi Anjing Dini Hari karya Isbedy Setiawan ZS yang di kutib dari blognya bang Isbedy;


terbangun tengah malam, aku sudah menjadi anjing
termangu di teras rumah menunggu ayahku pulang
dari klubmalam bersama perempuan jalang
menabur uang
yang didapatnya dari
menjarah milik negara

berwaktu-waktu kutunggu, ayah yang juga majikanku

saat aku jadi anjing, tak juga pulang
ibuku, yang juga tuan putriku, hanya bisa menangis
karena menyesal bersuami seperti ayah
padahal, seperti cerita ibu, kuketahui kalau
ibu pernah dicintai pemuda sastri
namun ibu yang tak suka pemuda alim
dan keluarga ibu amat mencintai harta
akhirnya ibu menjauhi pemuda santri,
dan pemuda alim itu lalu
menyunting perawan pondok. kini, seperti cerita ibu,

mereka bahagia mengelola pondok dan hidupnya
juga cukup kaya

ibu masih menitikkan airmata di ruang tamu
menunggu ayah pulang,
namun hingga kini tak ada tanda ayah akan
ingat rumah, apalagi dengan ibu

aku pun iba pada ibu. hingga berangku pada ayah semakin kuat
aku janji dalam hati, jika melihat ayah menginjak teras ini
setelah memasukkan mobil di garasi
segera aku menyalak, gigigigiku kian runcing, lidahku penuh liur menjulur
dan siap menerkam ayahku: menggonggong
di tengah malam pekat

tubuh ayah akan kucabik-cabik dengan kukuku, gigiku,

dan tubuhku yang sudah beringas

tubuh ayah yang telah moyak, lalu kuseret dengan

menggigit pakaiannya yang juga sudah sobek
kutarik tubuh ayah di jurang atau belantara hutan
kuingin tubuh ayah yang berdarah segera
menggiurkan hewan liar
lain untuk menghabisinya

(tapi ketika kuceritakan lamunanku ini,
ibu justru memarahaiku, ia berang padaku.
ibu berujar, "dia tetap ayahmu, tak akan pernah bisa diubah
atau tergantikan. dia juga suami ibu sampai kapanpun,
kecuali kami bercerai. Meskipun dia juga anjing. Bapaknya anjing!")

entah kenapa, dendamku pada ayahku
tak juga padam
meski nasihat ibu kudengar berkali-kali...

*
Ibu menciptakan sungai di kedua pipinya. setiap malam
ia menggali airmata dari sumur kekecewaan
kepada ayah yang tak henti menyakiti

dan aku dikutuk jadi anjing setiap dini hari
menjaga kedatangan ayah di teras
memandang bengis wajah ayah yang kulihat serupa badak
terasa kami saling bermusuhan: meski sulit seekor anjing dapat
mengalahan badak, namun ayah tak mungkin sekali hentak
bisa melumpuhkan aku

aku pun membenci ayah. ingin mencabiknya jika lengah
sebagai tanda aku mengasihi bunda
tapi ibu melarangku. ia tak ingin darah tumpah di rumah kami
walau setiap malam sebenarnya darah ibu
sudah menggenangi lantai rumah:
darah yang membeku

itulah yang membuat ibu tak punya lagi gairah
melayani badak tua, walau ayah masih
menarik. dan ibu tetap menggairahkan

"jka kau masih punya niat mencabik ayah,
sebaiknya tinggalkan ibu sendiri. kuikhlaskan kau
merantau dari rumah ini, karena cinta ibu pada ayah
tak akan terhapus oleh
apa pun," kata ibu

lalu aku hanya menjulurkan lidah, dan liurku semakin deras
menetes

nafasku sengal. degup jantungku berpacu
kencang. tapi aku tak punya mangsa, selain mencabik tubuh badak
musuhku di dunia ini hanyalah ayah

kucari ayah lengah. kuingin ayah terluka dalam cabikku
tanpa ibu tahu. itulah hadiah kasih sayangku
kepada ibu. balas budku pada rahim ibu menyimpanku sembilan bulan

tapi niatku diketahui ibu. dia pun tak jemu menasihatiku agar
menjaga ayah. "sebab ia suami ibu, karena dia ayahmu!"

kalau tidak? ibu membolehkan aku membunuhnya. tapi, kalau ayah adalah sumi ibu tak mungkin
dia menyakiti rusuk kirinya sendiri

karena itu, dalam pikiranku, ayah bukanlah suami ibu. ia telah menyakiti hati ibu

dan siapa pun berani melukai hati ibu,
harus berhadapan denganku

ibu separuh dari nafasku. tali ariariku pernah terikat di rahimnya
air tubaku sempat membasahi paha ibu
dan ibu hampir mati ketika
melepasku dari rahimnya

lalu kenapa tak juga kucabik-cabik tubuh ayah?

Sumber Blog Isbedy http://isbedystiawanzs.blogspot.com

Tekhus Baca......

Sastrawan Isbedy Luncurkan Buku Anjing Dini Hari

Sastrawan Isbedy Luncurkan Buku Anjing Dini Hari, Sosok penyair sekaliber Isbedy Stiawan ZS sebagai sastrawan nasional asal Provinsi Lampung, seharusnya dapat terus menjaga kualitas karya sastra maupun esai yang dihasilkan, sehingga makin mendorong apresiasi publik yang baik atas karya tersebut.

"Seniman berkelas seperti Isbedy ini, seharusnya dapat menjaga kualitas karya ciptanya secara baik, jangan sampai menciptakan sebuah karya tergolong ’kacangan’," ujar Budisantoso Budiman, Kepala Perum Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA Biro Sumatera Selatan, di Palembang, Jumat sore, saat menjadi pembahas pada bedah buku puisi Isbedy terbaru, "Anjing Dini Hari".

Bedah buku itu merupakan kerja sama LKBN ANTARA Biro Sumsel dengan Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS).Buku kumpulan puisi Isbedy yang berisikan 83 puisi tersebut, merupakan sebuah karya yang patut dihargai, kata dia.

Menurut Budi, sosok Isbedy merupakan seorang yang memiliki kemampuan yang begitu besar dalam dunia puisi dan kepenyairan.

Ia menyatakan, begitu banyak puisi dan cerita pendek (cerpen) yang diciptakan oleh pria yang berdarah Bengkulu dan Cirebon tapi lahir di Bandarlampung (Lampung) tersebut, bahkan telah tersebar dimuat di berbagai media massa cetak nasional.

Karena itu, Isbedy diingatkan untuk tetap menjaga kualitas karya sastra dan esai yang dihasilkannya, jangan sampai terkontaminasi dengan kepentingan segelintir orang, apalagi sampai masuk dalam jebakan politik.

Budi mengibaratkan, hasil karya sastra yang kurang berkualitas dalam karya jurnalistik dapat dikatagorikan sebagai karya kelas "kalengan", yaitu karya sastra yang tercipta hanya atas pesanan dari orang tertentu yang berkepentingan atau pihak sponsor yang bersedia membiayai penerbitan karya sastra itu.

Sastrawan yang pernah dijuluki HB Jassin (alm) sebagai "Paus" Sastra Lampung itu, diingatkan pula untuk tetap konsisten berkarya dan menjaga ritme serta tidak melupakan proses regenerasi untuk dapat mendorong muncul dan tumbuh penyair dan sastrawan generasi selanjutnya sebagai penerus yang juga tak kalah berkualitas.

"Sudah seharusnya dengan jam terbang Isbedy sebagai penyair, dapat membawanya terus berkarya dan menjaga kualitas karya secara utuh, untuk dapat menumbuhkan apreasiasi yang tinggi dalam masyarakat," demikian Budisantoso.

Isbedy Stiawan sendiri mengaku merasa bangga telah membawa karyanya itu di hadapan warga Sumsel, terlebih dalam acara yang ditunggu-tunggu bagi penggemar puisi karyanya, dihadiri seorang seniman kawakan dan tokoh pers dan tokoh masyarakat di Sumsel, Ismail Jalili yang juga merupakan kakak iparnya.

Kendati dalam kondisi sakit--karena usia tuanya--sehingga harus berjalan menggunakan tongkat dan masih dipapah lagi, Ismail Jalili yang juga mantan Ketua PWI Sumsel itu, sempat menyampaikan pujian atas karya sastra yang telah banyak dihasilkan Isbedy yang juga pernah berprofesi sebagai PNS tapi mengundurkan diri, dan juga pernah menjadi wartawan/redaktur di Lampung itu.

Meskipun merasa bangga dengan diluncurkan dan dibedah karya puisinya dalam buku "Anjing Dini Hari" di Palembang itu, Isbedy menyayangkan kecenderungan kultur masyarakat Sumsel yang cenderung masih berkutat pada dongeng dan penikmat tayangan sinetron.

"Masyarakat seperti itu biasanya kurang memiliki minat membaca yang tinggi. Mereka hanya senang dan cukup dengan mendengarkan apa yang disampaikan kepadanya, tanpa harus membaca sendiri," ujar dia pula.

Menurut dia, perilaku seperti itu membuat regenerasi dalam bidang sastra dan seni menjadi terhambat untuk tumbuh dan berkembang.

Bisa Memotivasi

Zulkhair Ali, Ketua Umum Dewan Kesenian Sumsel menyambut dengan apresiasi yang tinggi atas kegiatan bedah buku puisi Isbedy Stiawan ZS itu, antara lain bisa menjadi motivasi bagi penyair maupun seniman di daerah tersebut, terutama bagi generasi mudanya.

Dia menilai, seorang Isbedy dapat memberikan pengaruh yang besar bagi pertumbuhan kepenyairan di tanah air ini. Ia mengakui, sangat menikmati ketika bait-bait sajak puisi keluar dari mulut seorang Isbedy.

Menurut dia, Isbedy memiliki karakter begitu besar dan gigih, terlebih dengan puisi "Anjing Dini Harinya" itu.

Diharapkan, dengan bedah buku serta hadirnya sosok yang begitu besar mendedikasikan dirinya dalam dunia sastra, bisa menciptakan iklim baru di daerah tersebut.

Dia meyakini, bila iklim seni tidak terbentuk dengan baik, pertumbuhan seni itu sendiri hanya menjadi sebuah angan-angan bagi segelintir orang.

Bedah buku puisi Isbedy Stiawan ZS itu, merupakan rangkaian perjalanan sastra berkaitan peluncuran dan pembahasan buku puisi terbarunya itu, antara lain telah dijalankan dari Bandarlampung ke Kotabumi (Lampung Utara) dan menuju Palembang (Sumsel).

Semula direncanakan, Isbedy dengan "Anjing Dini Hari"-nya itu akan menyeberang ke Pulau Bangka dan Belitung (Babel) serta melanjutkan perjalanan sastranya ke Bengkulu, Jambi dan seterusnya.

Namun akibat beberapa kendala, menurut Isbedy, perjalanan sastra tersebut sementara masih tertunda.

Tekhus Baca......

Pamerkan Koleksi Batik Nusantara Mencapai transaksi Rp 20 miliar

Pamerkan Koleksi Batik Nusantara Mencapai transaksi Rp 20 miliar ; Pameran kain tradisional nusantara ini diilhami oleh keberhasilan pameran sebelumnya pada 2008 lalu, yang dalam kurun waktu lima hari tercatat 40 ribu pengunjung hadir dalam pameran tersebut, dan mencatat transaksi lebih dari Rp 20 miliar. Perhelatan akbar kali ini akan berlangsung mulai tanggal 14-18 April di Balai Sidang Senayan, Jakarta Pusat.

Batik sebagai kekayaan khasanah budaya Indonesia, ternyata tidak hanya diminati oleh para desainer Indonesia, tetapi juga menarik minat para desainer dari mancanegara. Bahkan, dalam pameran kain tradisional Adi Wastra Nusantara ketiga yang diadakan Himpunan Pencinta Kain Wastraprema dan Fortune Adwicipta di Balai Sidang, Jakarta, Rabu (14/4), tak kurang 300 perajin memamerkan koleksi terbaiknya.

Ketua Umum Himpunan Wastraprema, Adiati Arifin Siregar, mengatakan, pihaknya berharap pameran yang mengusung tema Wastra Adati Cermin Citra Bangsa, memberikan dorongan bagi pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis kekayaan budaya. Terlebih, bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat tinggi, karena batik Indonesia masuk dalam nominasi batik terbaik dari 110 batik yang diajukan dari negara-negara penghasil batik lainnya.

“Dari sinilah sudah sepatutnya Indonesia bangga karena produksi batik dalam negeri diakui dunia internasional, serta dapat melestarikan batik tradisional sebagai industri unggulan,” ujarnya.

Adiati menambahkan, ada keistimewaan dalam pameran kali ini, karena dalam pameran ini juga menampilkan koleksi batik antik berupa batik Tapis Lampung, yang telah berumur sekitar 200 tahun yang merupakan koleksi milik Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono.

Ani Bambang Yudhoyono yang hadir untuk meresmikan pembukaan pameran mengaku gembira menyaksikan pameran tersebut, terlebih kegiatan ini mengalami peningkatan dan kemajuan dibanding tahun lalu. “Pameran ini sangat tepat, karena hingga saat ini kain tradisional masih digunakan, meski pengaruh global telah masuk ke Indonesia. Itu juga makin membuktikan jika tradisi dan kebudayaan tradisional begitu lekat di hati masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, dalam pameran yang berlangsung selama 5 hari ini diramaikan dengan berbagai acara dan aktivitas. Selain itu juga dipamerkan koleksi dari para kolektor seperti Ibu Ani Bambang Yudhoyono, Iwan Tirta, Museum Tekstil Jakarta, Museum Purna Bhakti Pertiwi, dan beberapa koleksi lainnya.

Yang menarik, selain menampilkan kain batik antik koleksi istri Presiden RI Ani Bambang Yudhoyono, pameran ini juga menampilkan mobil batik dengan konsep airbrush. Mobil dengan motif batik ini sebelumnya telah diperkenalkan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Balaikota beberapa waktu lalu.

Hadir dalam acara pameran tersebut antara lain, Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Jero Wacik, Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto dan sejumlah tamu undangan serta duta besar dari negara-negara sahabat.
Tag : Pameran batik tapestries, label kain batik,Batik quilts,kolektor kain batik

Tekhus Baca......